Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan pada teori makronya. Menurut teori Keynes, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Keadaan seperti ini ditandai dengan permintaan masyarakat akan barang-barang melebihi jumlah barang-barang yang tersedia, sehingga menimbulkan “inflationary gap”. Selama “inflationary gap” tetap ada, selama itu pula proses inflasi akan berkelanjutan.
Keynes tidak sependapat dengan pandangan dari teori kuantitas bahwa kenaikan jumlah uang yang beredar akan menimbulkan kenaikan tingkat harga, dan bahwa perubahan dalam jumlah uang yang beredar tidak akan menimbulkan peningkatan pendapatan nasional. Selanjutnya Keynes berpendapat bahwa kenaikan harga tidak hanya ditentukan oleh kenaikan jumlah uang yang beredar saja, tetapi juga ditentukan oleh kenaikan ongkos produksi.